Produsen Dan Fungsi Produksi
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau
jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan
kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor – faktor produksi.
Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor
produksi turunan.
- Faktor produksi asli
Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai
berikut :
- Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
- Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
- Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan
keahlian.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input)
dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi
produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah
satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun,
output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi
yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga
kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q = jumlah
barang yang dihasilkan (quantity)
F =
symbol persamaan (function)
L =
tenaga kerja (labour)
R = kekayaan
alam (resources)
C = modal
(capital)
T =
teknologi (technology)
Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila
dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha
adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko
seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun
manajer. Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari
keuntungan, maka orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya
mengatur karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka
orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha
berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber
daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal
sebagai berikut :
- Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
- Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
- Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
- Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
Produksi Optimal dan Least Cost Combination
Produksi adalah segala sesuatu yang secara langsung maupun
tidak langsung ditunjukkan untuk menghasilkan barang dan jasa atau mempertinggi
faedah barang guna memenuhi kebutuhan manusia. Produksijuga dimaksudkan untuk
menghasilkan barang-barang konsumsi, yaitu barang-barang yang segera dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau konsumsi.
Untuk menjamin kegiatan produksi, diperlukan alat-alat yang
dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang disebut factor produksi
atau sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi meliputi :
- Factor produksi alam
- Factor produksi tenaga kerja manusia
- Factor produksi modal
- Factor produksi kewirausahaan
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi
untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak
dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksioutput yang
lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ)
adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total
biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya
persiapan (set up cost) dan
biaya penyimpanan(carrying
cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat
produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC)
minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi
dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan
produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan
asumsi sbb :
Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih
besar dari tingkat permintaan.
Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan
adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari q
(epq) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal
hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya
dapat digolongkan sbb :
- Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
- Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
- Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Least Cost Combination
Least Cost
Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan
biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk
tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar
dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2
> DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.
Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya
yang paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution),
bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal
dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah
dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga
masukan. Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input,
dan bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit
tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.
- Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
- Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
- Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena
mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang
diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga
modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor,
seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan
memaksimalkan output.
Macam-macam Ongkos dan Kurva Ongkos
Ongkos adalah kurva yang menunjukkan saling berhubungan
antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Sedangkan
yang dimaksud dengan ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produlsi yang gunanya untuk
memproduksi output atau pengeluaran.
Macam-macam ongkos diantaranya sebagai berikut :
1) Total Fixed Cost (Onkos
Total Tetap)
Total Fixed
Cost atau yang disebut juga ongkos total tetap adalah jumlah
ongkos yang tetap dan yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Sebagai
contohnya adalah sewa, penyusutan dan sebagainya.
2) Total Variabel
Cost (Ongkos Variabel Total)
Total Variabel
Cost atau bisa juga disebut ongkos variabel total adalah jumlah
ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkah yang dihasilkan.
Sebagai contohnya adalah tenaga kerja, ongkos bahan mentah dan sebagainya.
3) Total Cost (Ongkos
Total)
Total Cost atau
yang lebih dikenal sebagai Ongkos total adalah penjumlahan antara ongkos total
tetap dengan ongkos variabel.
TC = TFC + TVC
4) Average Fixed Cost
(Ongkos Tetap Rata-rata)
Average Fixed
Cost atau bisa juga disebut ongkos tetap rata-rata adalah
ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output.
AFN = TFC = Q = TINGKAT OUTPUT Q
5) Average Fixed Cost
(Ongkos Variabel Rata-rata)
Average Fixed
Cost atau yang lebih dikenal sebagai ongkos variabel
rata-rata ini adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.
AVC = TVC Q
6) Average Total Cost
(Ongkos Total Rata-rata)
Average Total
Cost atau bisa juga disebut dengan ongkos total rata-rata
adalah suatu ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.
ATC = TC Q
7) Marginal Cost (Ongkos
Marginal)
Marginal
Ongkos atau bisa juga disebut dengan ongkos marginal yaitu tambahan
atau berkurangnya suatu ongkos total karena bertambahnya ataupun berkurangnya
suatu unit output.
MC = TC = TVC Q Q
Ongkos Produksi dapat dibedakan menjadi :
1) Ongkos Produksi Jangka
Pendek
Didalam suatu ongkos produksi jangka pendek sebuah perusahaan
sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti halnya mesin, gedung
dan tanah. Masalah yang perlu diperhatikan didalam ongkos jangka produksi
pendek ini adalah bagaimana mengatasi masalah kebijakan bahan baku, tenaga
kerja dan sebagainya ini adalah merupakan ongkos variabel. Jadi didalam ongkos
produksi jangka pendek ini juga terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.
2) Ongkos Produksi Jangka
Panjang
Didalam ongkos produksi janka panjang ini sebuah perusahaan
dapat menambah semua faktor produksi, sehingga tidak ada yang namanya ongkos
tetap didalam ongkos produksi jangka panjang. Semua pengeluaran didalam ongkos
jangka panjang ini merupakan ongkos variabel.
Kurva Ongkos
Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.
Gambar 1. Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang
Gambar 2. Kurva Biaya Total
Gambar 3. Kurva Ongkos Variabel Rata-Rata
Gambar 4. Long Run Average Cost Curve
Gambar 5. Kemungkinan Kapasitas Produksi
Penerimaan (Revenue) dan Keuntungan Maksimum
Penerimaan adalah segala penerimaan produsen dari hasil
penjualan outputnya.
Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :
1) Total Penerimaan (Total
Revenue)
Total Revenue di
singkat TR atau juga bisa disebut dengan total penerimaan yaitu penerimaan dari
hasil penjualan.
2) Penerimaan Rata-rata
(Avarage Total Revenue)
Average Total
Revenue yang disingkat AR atau yang lebih dikenal sebagai
penerimaan rata-rata yaitu adalah rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk
yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh dengan jalan membagi hasil
total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
3) Penerimaan Marginal
(Marginal Revenue)
Marginal Revenue yang
disingkat MR atau juga bisa disebut dengan penerimaan marginal adalah suatu
penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unti output.
Keuntungan
maksimum
1) Permintaan dan Hasil
Jualan
Didalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk
memaksimumkan keuntungan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu.
2) Permintaan Pasar dan Perusahaan
3) Hasil Penjualan Marginal,
Rata-rata dan Total, terbagi menjadi beberapa bagian yaitu diantaranya adalah :
- Hasil pendekatan total
- Hasil pendekatan marginal
- Hasil pendekatan rata-rata
Pendekatan
Total
Gambar 1. Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Total
Gambar 2. Kurva Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan
Total
Pendekatan
Marginal
Gambar 3. Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan
Marginal
Gambar 4. Kurva Mencari Keuntungan
Maksimum dengan Pendekatan
Marginal
Pendekatan
Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang
diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan
yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil
penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai
AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} =
MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga
Rp 6000.
Dalam mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan
rata-rata, yaitu menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan
persaingan pasar tidak sempurna.
source :
https://idadwiw.wordpress.com/2012/06/30/produksi-optimal-dan-least-cost-combination/