Rabu, 28 Oktober 2015

IOT : RFID FOR YOUR LIBRARY

| |

INTERNET OF THINGS

IOT (Internet Of Things) adalah sebuah konsep yang menghubungkan benda fisik ke dalam database pada cloud computing melalui internet. Konsep ini memungkinkan kita untuk mengontrol, mengidentifikasi, melacak, dsb sebuah benda. Sehingga setiap benda akan terkoneksi oleh internet secara nonstop. Pengimplementasian IOT terdapat pada berbagai bidang. Seperti bidang pembangunan, rumah tangga, energi, kesehatan, tranportasi, keamanan,teknologi dan jaringan.

Pada sejarahnya, IOT dikenalkan istilahnya oleh Kevin Ashton, 1999 -- seorang inovator dan ahli analisis konsumen, dalam bukunya How To Fly a Horse : The Secret History of Creation, Invention, and Discovery,  dan mulai terkenal oleh AUTO-ID Center. 


Radio Frequency Identification


RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah teknologi untuk mengambil data jarak jauh melalui gelombang radio. Label atau Kartu RFID kini berukuran sangat kecil seperti butiran beras. Sehingga dapat dimasukkan dalam benda, hewan, bahkan manusia. Data yang disimpan secara elektronik pada RFID dapat terbaca walaupun dengan jarak jauh-- tidak seperti barcode (kode batang) yang hanya bisa terbaca jarak dekat. Untuk dapat terkoneksi Label RFID terdiri dari microchip dan antena. Label RFID akan dibaca oleh RFID reader. Label yang aktif akan memerlukan sumber daya, begitu juga sebaliknya.

Kini dengan berkembangnya teknoogi internet, para pelajar dengan mudahnya mendapatkan informasi. Namun keabsahan dan sumber dari informasi tersebut tidak dapat kita percayai begitu saja. Maka peran perpustakaan sangatlah membantu para pelajar mendapatkan informasi dengan keabsahan data yang tepat.

Pada perpustakaan umum maupun lembaga terdapat masalah-masalah yang sering kita jumpai. Dari penempatan buku, identitas buku, keberadaan buku, jumlah pengunjung, dsb. Maka dari itu RFID merupakan salah satu solusi dari permasalahan pada perpustakaan.

RFID vs BARCODE

  • RFID pada buku akan mengalamatkan kode-kode unik diantara jutaan benda yang identik. Sedangkan barcode hanya menyimpan data dimana beda tersebut dicetak. 
  • RFID reader akan membaca tag RFID secara otomatis, berbeda dengan barcode yang harus di scan secara opti melalui lens-of-sight dengan posisi yang tepat pula, sehingga membuat pengecekan data harus dibantu oleh tangan manusia, cara ini menurut saya kurang efektif. 
RFID READER
Perangkat keras tersebut merupakan penghubung antara software dan antena yang meneruskan gelombang radio pada label/tag. Data akan dicocokan dengan data pada reader dan data pada tag. RFID dibentuk oleh komponen utama tag reader dan antena tag dapat menggunakan daya (tag aktif) atau tidak (tag pasif) serta diletakkan pada objek yang akan diindentifikasi. Pada tag pasif sinyal dikirimkan oleh reader melalui gelombang elektromagnetik, kemudian tag akan merespon dan mengirimkan data/informasi di dalamnya.Reader juga memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan data pada tag selain membaca dan mengambil data informasi yang tersimpan dalam tag. Sedangkan antena pada system RFID berpengaruh terhadap jarak jangkuan pembacaan atau identifikasi objek.


IMPLEMENTASI RFID PADA PERPUSTAKAAN

Pemasangan RFID terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
  • Label dengan microchip bertenaga baterai atupun tidak dan antena
  • Reader yang membaca tag dengan benar dan menghubungkannya kepada sistem basis data
  • Maddleware mencatat dan menerima mengirim informasi dari label ke pusat penyimpanan data
  • Sofware aplikasi sebuah perangkat lunak yang berisi sekumpulan layanan aplikasi – aplikasi dan pemakai mempertukarkan informasi lewat jaringan – jaringan layanan ini berada di tengah-tengah antara system operasi dan perangkat lunak jaringan aplikasi tersebut

Terdapat konfigurasi yang umum dalam penerapan system RFID di Perpustakaan yaitu:

  1. RFID Tag 
  • Dapat ditulis ulang, label standart ISO mengindentifikasi dan melacak berbagai barang atau buku
  • Memori chip menyimpan informasi buku tersebut 
  • Status sekuriti tersimpan langsung pada label. 
  • Menghilangkan garis pandang(line of sight) yang diperlukan untuk memproses buku. 

     2. Conversion Station
  • Konversi ID barang dari barcode ke label RFID 
  • Secara otomatis menyalurkan/mengeluarkan label 
  • Mencakup layer sentuh,scanner barcode optic,RFID reader dan gerobak portable 
  • Memungkinkan programming/reprogramming(entir data)
  • Tidak memerlukan koneksi ke system sirkulasi terotomasi 
  • Secara dramatis menyederhanakan proses checkout/chekin(peminjaman/pengembalian 
  • Memroses buku dengan barcode dan label RFID 
  • Banyak memproses buku sekaligus secara bersamaan
  • Kendali operasi dengan layer sentuh 

     3. Staff Workstation
  •  Meningkatkan efisiensi tempat kerja dan ergonomic 
  •  Memproses barang dengan barcode dan label RFID 
  •  Display dikombinasikan dengan display system otomasi 
  •  Bekerja dengan computer di meja sirkulasi, scanner,printer 
  •  Bekerja sebagai tempat sirkulasi atau tempat programming label (data entri) 
  •  Dapat memproses peminjaman (chek out) banyak barang sekaligus secara bersamaan. 

    4 Digital Library Assistant 
  • Mampu membaca sendiri, shelving,pengurutan,pencarian,penyiangan dan pencarian yang luar biasa.
  • Dapat digunakan untuk scan barang untuk status sekuriti dalam hal alarm berbunyi. 
  • Seacara bersamaan melakukan pembacaan,pencarian dan scan persediaan.
  • Dapat memegang/menyimpan informasi lebih dari 1 juta barang.
  • Antena mempermudah pembacaan pada rak yang tinggi dan rendah 
     5. Detection System 
  • Proteksi sekuriti yang tinggi untuk semua koleksi perpustakaan 
  • Pilihan suara alarm memainkan pesan pilihan 
  • Lebar koridor mengikuti standar ADA 
  • Penghitung trafik terintegrasi 
  • Tidak membutuhkan aplikasi server 
  • Tersedia dalam warna abu-abu gelap dan terang.

 6. Self – return books drops
    Koleksi buku yang dikembalikan di pelayanan siekulasi langsung bias diidentifikasi setelah melalui book drop, dan fungsi sekuriti anti pencurian diaktifkan kembali..Pada saat yang sama database perpustakaan diperbarui. Pemakai langsung mengembalikan sendiri (self return book drop) menyediakan service pengembalian 24 jam. Sebagai tambahan, book drop dapat dilengkapi dengan automatic sorting system, menjadikan pengelolaan koleksi lebih efisien.


Di sisi lain..
Setelah sekian banyaknya kegunaan RFID , namun disisi lain RFID memiliki kekurangan, yaitu mudahnya timbul ancaman, keamanan maupun gangguan privasi.Gangguan ini merupakan ancaman untuk RFID antara lain :serangan secara fisik yaitu dengan cara tag diambil, ditukar,digores. Serangan aktif tidak secara fisik yaitu ikut serta dalam protocol atau menyamar sebagai pemilik atau reader yang sah, dengan melakukan query seperti reader sesuka hati, dapat memodifikasi atau pengubahan isi dari tag RFID. Dengan penyadapan akan mendapatkan duplikai pesan tanpa ijin, Repalying menyimpan pesan yang ditangkap untuk digunakan pada pemakaian pengguna yang lain. Serangan Dental of service membanjiri saluran atau sumber lain dengan pesan yang bertujuan untuk menggagalkan pengaksesan pemakai lain.






REFERENSI


http://www.tagssy.net/index.php/modul=tagsys&func=menu&m=7&sm=1 dalam maryono,2005
http://cms3m.com/cms/CA/en/0-90/FclciFQ/viewimage.jhtml)dalam maryono,2005


2 comments:

muhammad ibnu prasetyo mengatakan...

Kak, maaf saya izin ambil konsep penerapan rfid di perpustakaan nya ya hehe makasih sebelumnya. btw jurusan nya sistem informasi ya kak?

Clara Arabella mengatakan...

Iya gapapa kok ibnu, dengan senang hati :) semoga bermanfaat ya

Posting Komentar

Powered By Blogger

Followers

About

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA
CLARA ARABELLA 12114450

Instagram

Search in this blog

Clara Arabella. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©